DOKUMENTASI PENGIRIMAN STEYR PUCH HAFLINGER DARI AUSTRIA KE INDONESIA (1961-1962)


The picture to the left shows Sukarno, the President of Indonesia at a Haflinger presentation in Austria (possibly in Graz or Vienna) in about 1960 or 1961. To the very right, you see Mr. Klaus Walter from Steyr-Puch. I would like to thank Mr. Jim Dixon a lot for the picture!

Here you see Indonesian Military Haflingers waiting for delivery at the factory (exept the bright one in the foreground). The picture is taken from the “100 Years Steyr” book from 1964.

SOURCE :

http://tdc.haflinger-4wd.com

DOKUMENTASI PRESENTASI DAN UJI COBA STEYR PUCH HAFLINGER DI INDONESIA (1961-1962)



This and the following seven pictures show a Haflinger presentation in Indonesia, possibly in 1961 or early 1962. The man in white clothes in front of the Haflinger is Mr. Gerhard Ortner. In the top left cornter of the photo, you see Dr. Otto, then chargé d’affaires at the Austrian embassy in Jakarta.

Source :

http://tdc.haflinger-4wd.com/

Mengenal Haflinger 700 APT, Rantis Andalan Militer Sampai Kendaraan Perkebunan

indonesia01
Presiden Soekarno Mencoba Haflinger di Austria

Sobat Jipmania, Steyr Puch Haflinger merupakan kendaraan ringan 4WD buatan Austria yang sempat populer di Indonesia tahun 60 – 70an bebarengan dengan Jeep GAZ 69, Steyr Puch Haflinger banyak digunakan utamanya sebagai Rantis (Kendaraan Taktis) TNI .

Masuknya haflinger di indonesia adalah berkat jasa Mr. Gerhard Ortner’s seorang agen pemasaran Steyr yang gencar menawarkan mobil ini masuk ke indonesia, karena bobot yang ringan dan kemampuan offroadnya yang baik akhirnya menarik TNI untuk mendatangkan Haflinger, utamanya untuk kepentingan operasi Dwikora dan Trikora.

Jumlah Haflinger yang didatangkan pun cukup massif, pada tahun 1960-1970 indonesia mengimpor hingga 1.500 unit Haflinger dalam keadaan utuh, menyusul 500 unit kemudian dalam bentuk suku cadang.

idarmy-haf04
Deretan Haflinger Yang Akan dikirim ke Indonesia
Continue reading “Mengenal Haflinger 700 APT, Rantis Andalan Militer Sampai Kendaraan Perkebunan”